Kelompok Tarian Bali

Gedung Kesenian



Tari Tunggal
  1. Tari Trunajaya termasuk tari putra keras yang biasanya ditarikan oleh penari putri. Tari ini semula ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gde Manik.
  2. Tari Baris Papotetan diciptakan oleh I Wayan Dibia pada tahun 1982 sebagai satu nomor tari kreasi baru yang ditampilkan oleh kerabat kerja Gong Kebyar Kabupaten Gianyar ke Festival Gong Kebyar se Bali.
  3. Tari Kebyar Terompong / Kebyar Duduk  merupakan suatu tarian yang memadukan unsur tari dan gemelan, dimana penari menari mengikuti irama gamelan sambil memainkan alat musik Gamelan yang disebut “Terompong”. Tarian ini merupakan tarian tunggal ciptaan I Maryo dari Tabanan pada tahun 1925.
  4. Tari Margapati (mrga = binatang, pati = raja) adalah sebuah tarian yang melukiskan gerak-gerak seekor raja hutan (singa) yang sedang berkelana di tengah hutan untuk memburu mangsanya. Tarian ini termasuk Tari Putra Keras dan merupakan ciptaan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942.
  5. Tari Wiranatha ini melukiskan gerak-gerik yang gagah perkasa dari seorang raja. Tari ini akan bisa  mencapai sukses apabila penarinya manpu memainkan matanya dengan baik. Tari ini biasanya dibawakan oleh seorang wanita, dan diciptakan oleh I Nyoman Ridet pada tahun 1960an.



Tari Berpasangan
  1. Tari Oleg Tambulilingan, yang semula dinamakan Tambulilingan Mangisep Sari, merupakan ciptaan I Ketut Mario dari Tabanan pada tahun 1952 atas permintaan John Coast (dari Amerika)
  2. Tari Cendrawasih diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988.
  3. Tari Legong Keraton Lasem. Awal tari Legong mulai muncul pada pertengahan abad ke-17. Pada waktu iti Bali dipelintah oleh beberapa Raja. Puri adalah salah satu tempat untuk menciptakan tabuh dan tari baru dan mementaskannya pada Zaman itu. Menurut lontar Dewa Agung Karna, putra raja pertama kerajaan Sukawati pada pertengahan abad ke-17, ia melihata bayangan bidadari menari. Dari sinilah diciptakan tari Legong. Gaya tari Legong sekarang yang seperti ditarikan oleh 2 atau 3 penari prempuan di pertunjukan dimana-mana setelah abad ke-20. Cerita tari Legong diambil dari gambuh (drama tari yang mengambil tema dari Malat, sastra klasik yang menceritakan tentang perjanjian Panji, pahlawan Jawa).
  4. Tari Legong Kuntir. Tarian ini diinspirasikan dan berasal dari cerita berbahasa Sansekerta dari India yaitu Ramayana. Menceritakan tiga orang putra seorang Rsi yaitu Arya Bang dan Arya Kuning seta yang paling bungsu yaitu seorang putri yang deberikan nama Dewi Anjani. Suatu hari, ayahnya memberikan gelang kepada kedua putranya dan untuk putrinya diberikan cermin yang bernama Cucupu Manik yang mana bisa melihat masa lalu, masa sekarang dan masa datang. Kedua putranya tersebut juga sangat menginginkan Cupu Manik dengan cara meranpas dari tangan adiknya. Melihat kejadian itu ayahnya menjadi sangat marah kepada kedua putranya dan melmparkan Cucupu Manik di dasar kolam. Akhirnya keduanya berebut untuk menyelam dan mencari benda tersebut sampai ke dasar kolam tetapi akhirnya gagal. Tapi apa yang terjadi, setelah mereka berdua keluar dari dasar kolam wajah kedua anak tersebut berubah menjadi kera.


Tari Kelompok
  1. Tari Tenun diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes tahun 1957.
  2. Tari Tani ini adalah karya I Wayan Beratha pada tahun 1957 yang menggambarkan kegiatan sekelompok masyarakat tani. Tahap kegiatan bertani yang mereka lakukan mulai dari mengolah tanah, menanam benih, sampai dengan merawat padinya, mengusir burung-burung, sampai dengan mengetam padi. Tari ini ditarikan oleh beberapa penari pria dan wanita.
  3. Tari Belibis dibawakan oleh 7 orang penari wanita, tari belibis diciptakan pada tahun 1984 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan I Nyoman Windha (komposer).
  4. Tari Gabor diciptakan oleh I Gusti Raka (dari Saba) seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian digubah oleh I Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972 I Wayan Beratha menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama
  5. Tari Sekar Jagat menggambarkan kegembiraan para penari dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui keindahan gerak. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran Wastra Bali di Jakarta. Penata iringannya adalah I Nyoman Windha. Tarian ini diilhami oleh tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak (Karangasem).
  6. Tari Puspa Wresti merupakan ciptaan bersama dari I Wayan Dibia (penata tari) dengan I Nyoman Windha (penata karawitan) pada tahun 1981.
  7. Tari Manukrawa diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata “Bale Gala-Gala” karya tim sendratari Ramayana/ Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980.
  8. Tari Puspanjali diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.
  9. Kreasi Tari Magoak-goakan pertama kali muncul tahun 1985, merupakan ciptaan I Dewa Supartha Dharma asal Bangli.
Rute Perjalanan
Enter your email address to get update from Serba-Serbi.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2018. SEBUAH CATATAN - All Rights Reserved | Template by sastrawan18@gmail.com Proudly powered by Poetoesas